WAKTU

KOLEKSI BUKU

Jumat, 20 Maret 2009

Krisis Buku Baru, Ah Nggak Juga!

Krisis Buku Baru? Ah..Nggak Juga!

Sejatinya saya bukanlah penulis resensi buku yang konsisten. Awal mula meresensi buku sebenarnya karena ikut-ikutan. Dibanding penulis resensi lainnya, saya pantai dogolongkan penulis resensi buku yang masih bayi. Baru mulai menulis resensi pada medio 2007. Sebagai penulis resensi yang angin-anginan, wajar jika kemudian kerap ‘kehabisan buku.’

Bahkan awal 2009 ini stok buku baru saya habis. Sebelumnya saya memang rutin belanja satu dua buku ke Surabaya (jika ada waktu). Buku baru yang saya beli itu kemudian saya resensi dan dikirim ke media massa. Ada yang dimuat. Tapi banyak juga yang ditolak (maklum amatiran).

Parahnya lagi, tahun ini saya benar-benar tak punya waktu untuk membeli buku baru apalagi menulis resensi buku ke koran. Saya justru lebih sering menulis opini (walaupun nasibnya kurang lebih sama; ada yang dimuat, banyak yang ditolak. He..). disamping itu kegiatan rutin juga mulai padat.

Namun bukan berarti di kampung saya tidak ada toko buku. Setidaknya ada dua toko buku yang masih ‘bertahan’ (sebenarnya ada tiga, tapi yang satu ini sudah kolap). Tapi jarang menyediakan buku-buku terbitan terbaru. Yang ada justru buku terbitan lama, tapi baru aja nangkring di etalase toko buku itu.

Sebenarnya pada Februari lalu, saya sempat juga keluar kota. Tepatnya ke Sukoharjo, Jawa Tengah, menghadiri pernikahan Adik saya. Rencananya sih, mau sekalian belanja buku. Tapi kegiatan yang padat membuat saya lupa pada rencana itu.

Karenanya ketika kawan saya Nurani Soyomukti, mengirimkan sms perihal buku barunya yang telah beredar di pasaran, saya langsung ‘mengemis’ agar dikirimi buku gratis. Lama saya tunggu, ternyata sms saya justru tak berbalas.

Tapi syukurlah kondisi ini tidak berlangsung lama. Pada awal Maret, saya mendapatkan kiriman buku baru dari INSIST PRESS dan RESIST BOOK. Buku tersebut antara lain;



1. Neoliberalisme dan Restorasi Kelas Kapitalis, karya David Harvey, (Yogyakarta: Resist Book, Januari 2009)
2. Memahami Teori Kritis, karya Stuart Sim dan Borin van Loon (Yogyakarta: Resist Book, Desember 2008)
3. Art Under Pressure; Memperjuangkan Keanekaragaman Budaya di Era Globalisasi, karya Joost Smiers (Yogyakarta; Insist Press, Pebruari 2009)
4. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, karya Mansour Fakih (Yogyakarta; Insist Press, Januari 2009)

Tentu saja buku-buku diatas tak datang dengan sendirinya. Juga tak akan datang meski anda berdo’a siang malam hingga kurus dan berjambang. Buku-buku tersebut buah dari proses saya dalam menulis resensi buku di media massa. Sekedar diketahui buku pertama yang saya resensi (dan dimuat di media massa) adalah buku terbitan Insist Press. Atas saran dari beberapa kawan yang pernah menulis resensi kliping resensi buku kemudian saya kirim pada penerbit. Dan sejak itu pula tiap kali Insist Press menerbitkan buku baru, saya mendapatkan "jatah" (Meskipun saat ini saya mulai jarang menulis resensi buku untuk Insist)

Tapi jangan senang dulu. Memang bisa dikatakan kiriman buku itu sebagai tanda terima kasih telah mempromosikan buku milik penerbit. Seperti Penerbit Resist misalnya. Menurut pengalaman saya, Resist tidak akan mengirimkan buku baru, jika anda tidak mengirimkan kliping resensi buku terbaru yang dimuat di media. Boleh jadi pandangan saya tentang penerbit berlambang api ini keliru. Sebab, menurut cerita kawan-kawan, tiap-tiap penerbit-penerbit telah memiliki peresensi-peresensi tetap yang selalu dikirimi buku baru. Bahkan kadang honor, jika resensinya berhasil tembus media nasional.

Jujur saja saya belum pernah mendapatkan perlakukan istimewa semacam dari penerbit (pengen juga sich, tapi kapan ya?). Namun yang pasti tiap anda mendapatkan buku baru dari penerbit anda sebenarnya secara tidak tertulis telah memulai kontrak kerjasama antara penerbit dan peresensi agar terus mempromosikan buku-buku tersebut. Karena itulah, melalui blog ini saya juga ‘mencoba’ melakukan hal yang sama. Berterima kasih telah mendapatkan buku-buku baru sekaligus mengenalkan buku-buku baru tersebut pada pembaca. Selanjutnya terserah anda. (Edy Firmansyah)